Menggali Lebih Dalam tentang Skema Microdata untuk SEO

Sebelum teknik SEO ini usang ditelan pencarian AI, kita bahas ulang lebih dalam tentang skema microdata. Apakah masih relevan microdata sebagai tujuan seo?

Gambar oprimasi mesin pencari.
Gambar oprimasi mesin pencari. ( Picture by Pixabay / Diggity Marketing )

Ribuan artikel baru terbit di internet setiap detiknya. Semua penulis berharap artikelnya menduduki page one hasil pencarian Google, Bing, Yandex, dan Baidu. Hhhmm… Bagaimana cara bisa bersaing di antara jutaan konten yang sudah ada?

Search engine menggunakan algoritma kompleks untuk menyaring jutaan artikel dan menampilkan yang terbaik dan relevan di halaman pertama hasil pencarian. Untuk membantu artikel kamu mencapai posisi page one, perlu menerapkan aturan SEO dari mesin pencari itu sendiri.

Di dalam tulisan ini, saya coba menggali lebih dalam lagi satu teknik SEO yang sudah kalian ketahui, tapi belum paham juga, yaitu skema microdata.

Apa sih sebenarnya skema microdata itu?

Skema Microdata: ‘Script rahasia’ search engine

Microdata salah satu cara menandai informasi penting laman web untuk memudahkan search engine memahami konten untuk proses indexing. Skema microdata adalah kumpulan data terstruktur, sering kali disebut juga ‘script rahasia’, digunakan untuk menandai informasi penting di laman web.

Contohnya, sebuah marketplace yang menjual berbagai produk. Setiap laman produk menampilkan printilan data penting seperti: nama produk, gambar dan logo, penjual, harga, diskon, ukuran, berat, ulasan serta rating dari pembeli dan informasi produk lainnya..

Dengan adanya skema microdata yang terstruktur sangat memudahkan mesin pencari dalam mengurai informasi, juga memungkinkan search engine secara akurat menampilkan snipet data yang paling relevan kepada pengguna.

Pertanyaannya, “Apakah search engine masih kalah pintar untuk memahami konten tanpa skema microdata?” Secara teknis, bisa. Mesin pencari memiliki algoritma canggih untuk mengurai dan mengindeks konten laman web. Tetapi penggunaan skema microdata, terutama dalam format seperti JSON-LD atau RDFa, mempercepat proses crawling search engine.

Manfaat Skema Microdata JSON-LD

Dengan penggunaan skema microdata JSON-LD, kita memberikan data yang sangat terstruktur kepada mesin pencari. Ini seperti memberikan peta jalan kepada mesin pencari, memungkinkannya untuk mengenali dan memahami konten Anda dengan lebih baik dan lebih cepat dibandingkan dengan konten biasa yang tidak menggunakan microdata

Proses ini memerlukan waktu yang lebih singkat untuk pemindaian, ekstraksi kata kunci yang sesuai, dan pengindeksan dalam database mesin pencari. Hasilnya, artikel jadi lebih efektif dalam menjangkau audiens yang relevan.

Berkas file dengan lebel post-it. (©istockphoto)
Berkas file dengan lebel post-it. (©istockphoto)

Kalau dianalogikan di dunia nyata, ceritanya seperti berikut ini:

Letsay, seorang sekretaris di sebuah kantor yang sibuk, setiap harinya menyiapkan berkas-berkas seperti perkara hukum, proposal proyek, dan laporan penting, semuanya harus ditandatangani oleh dirut. Untuk mempermudah kerja pak dirut yang selalu dikejar jadwal padat, sekretaris pun punya solusi untuk menyederhanakan proses ini. Ia menandai lembaran-lembaran yang benar-benar penting dengan label post-it warna-warni. Dengan cara ini, pak dirut dengan mudah menemukan lembaran tandatang dokumen-dokumen tersebut tanpa harus membuka semua lembaran dari awal."

Jadi, kesimpulan yang dapat disimpulkan tentang skema microdata adalah seperti post-it yang ditempel dalam berkas penting. Ia membantu pembaca—dalam hal ini, mesin pencari—untuk menavigasi dan memahami informasi yang relevan lebih cepat.

Cara implementasi skema microdata

Ada beberapa jenis skema microdata terstruktur. Tapi, ada satu di antaranya yang lebih disukai oleh Google, oleh karena itu penting untuk menggunakan format yang tepat.

Search engine mendukung tiga jenis data terstruktur:

  • JSON-LD.
  • Microdata.
  • RDFa.

Dari tiga jenis skema microdata yang didukung oleh organisasi Schema.org, yang lebih penting adalah versi mana yang disukai oleh Google kan?.

Di dalam vidoe Youtube “English Google Webmaster Central office-hours hangout” menit ke 22:30, Google’s John Mueller menjawab, “Kami saat ini lebih memilih pemformatan JSON-LD. Saya kira sebagian besar data terstruktur baru pertama kali menggunakan JSON-LD. Jadi itulah yang kami lebih sukai.”

Jadi, sudah tahu kan jenis skema microdata data yang akan kita pakai?

Ya… Jenis JSON-LD. Dan berikut contoh skema microdata terstruktur format JSON-LD:

<script type="application/ld+json">
  {
    "@context": "https://schema.org",
    "@type": "WebPage",
    "url": "https://insertapps.com/blog/skema-microdata-untuk-seo/",
    "inLanguage": "id-ID",
    "isPartOf": {
      "@type": "WebSite",
      "url": "https://insertapps.com/",
      "name": "InsertApps"
    },
    "primaryImageOfPage": {
      "@type": "ImageObject",
      "url": "https://cloud.insertapps.com/images/Webdesain_cover-image.webp",
      "width": 1280,
      "height": 720
    },
    "headline": "Menggali Lebih Dalam tentang Skema Microdata untuk SEO",
    "datePublished": "2023-09-30T18:52:27+07:00",
    "dateModified": "2023-09-30T18:52:27+07:00",
    "description": "Sebelum teknik SEO ini usang ditelan pencarian AI, kita bahas ulang lebih dalam tentang skema microdata. Apakah masih relevan microdata sebagai tujuan seo?",
    "breadcrumb": {
      "@type": "BreadcrumbList",
      "itemListElement": [
        {
          "@type": "ListItem",
          "position": 1,
          "name": "InsertApps",
          "item": "https://insertapps.com/"
        },
        {
          "@type": "ListItem",
          "position": 2,
          "name": "Blogs",
          "item": "https://insertapps.com/blog/"
        }
      ]
    },
    "mainEntity": {
      "@type": "Article",
      "headline": "Menggali Lebih Dalam tentang Skema Microdata untuk SEO",
      "mainEntityOfPage": "https://insertapps.com/blog/skema-microdata-untuk-seo/#webpage",
      "isPartOf": {
        "@type": "WebPage",
        "url": "https://insertapps.com/blog/skema-microdata-untuk-seo/"
      },
      "author": {
        "@type": "Person",
        "url": "https://insertapps.com/author/fauzan-my/",
        "name": "Fauzan My",
        "image": {
          "@type": "ImageObject",
          "url": "https://cloud.insertapps.com/images/user/fauzanmy.jpg",
          "width": 450,
          "height": 450
        },
        "jobTitle": "Founder",
        "description": "Saya terobsesi dengan seni desain yang elegan dan sederhana, baik yang melibatkan proses kreatif rumit maupun yang sederhana. Di sini, saya menggabungkan keduanya, desain dan coding: mencari best practice."
      },
      "datePublished": "2023-09-30T18:52:27+07:00",
      "url": "https://insertapps.com/blog/skema-microdata-untuk-seo/",
      "image": {
        "@type": "ImageObject",
        "url": "https://cloud.insertapps.com/images/Webdesain_cover-image.webp"
      },
      "publisher": {
        "@type": "Organization",
        "url": "https://insertapps.com/",
        "name": "InsertApps"
      },
      "description": "Sebelum teknik SEO ini usang ditelan pencarian AI, kita bahas ulang lebih dalam tentang skema microdata. Apakah masih relevan microdata sebagai tujuan seo?",
      "thumbnailUrl": "https://cloud.insertapps.com/images/Webdesain_cover-thumbnail.webp",
      "copyrightYear": "2023",
      "articleSection": "blog",
      "dateModified": "2023-09-30T18:52:27+07:00",
      "wordCount": 945
    }
  }
</script>

Script JSON-LD di atas adalah contoh format data terstruktur yang mengikuti hirarki dan alur logika, yang digunakan untuk membantu mesin pencarian dalam mengindeks dan memahami konten halaman web dengan lebih baik.

Berikut adalah penjelasan ringkas tentang item-item dalam schema microdata JSON-LD Anda:

  • WebPage => Entitas utama yang menggambarkan halaman web yang sedang dilihat. Ini mencakup informasi seperti URL halaman, bahasa konten, tanggal publikasi, dan lainnya.

  • WebSite => Ini menggambarkan situs web secara keseluruhan, termasuk nama situs web dan URL utama.

  • BreadcrumbList => Daftar breadcrumb yang digunakan untuk menunjukkan hierarki halaman dalam situs web. Ini berguna untuk navigasi pengguna.

  • Article => Entitas yang mewakili artikel atau konten utama pada halaman. Ini mencakup informasi seperti judul artikel, penulis, tanggal publikasi, deskripsi dan tanggal terakhir artikel diperbaharui.

  • Person => Entitas ini menggambarkan individu atau penulis artikel. Ini mencakup informasi seperti nama, avatar, pekerjaan, dan deskripsi penulis.

  • ImageObject => Ini adalah objek gambar yang digunakan untuk menggambarkan gambar yang terkait dengan artikel atau halaman. Di bagian ini, saya memuat dua data gambar, gambar utama berukuran 1280x720 dan gambar thumbnail dengan ukuran 720x404.

Semua item ini digunakan untuk menggambarkan informasi yang berbeda tentang halaman web, artikel, penulis, dan situs web secara keseluruhan dalam format yang mudah dimengerti oleh mesin pencari dan aplikasi yang mendukung schema microdata.

Dengan menggunakan JSON-LD dan skema semantik seperti ini, kita memberikan petunjuk yang jelas kepada mesin pencari tentang konten dan struktur laman web.

Bagaimana Skema Microdata mendongkrak SEO?

Dengan menggunakan skema microdata dengan bijak, laman web dapat:

  • Meningkatkan tampilan hasil pencarian dengan snippet info tanggal dan rating bintang.
  • Meningkatkan CTR dengan menarik perhatian pengguna.
  • Mempercepat indeksasi konten oleh mesin pencari.

Jika ingin konten berada di page one search engine diantara jutaan artikel lain, pertimbangkan untuk menggunakan skema microdata. Ini seperti memberikan petunjuk kepada mesin pencari, membantu search engine memahami, menghargai, dan memberi peringkat tinggi sebuah konten.

Jadi, mulailah menandai konten dengan ‘script rahasia’ warna-warni post-it digital ini dan biarkan mesin pencari membantu mencapai peringkat teratas di hasil pencarian.

comments powered by Disqus
Fauzan My avatar

Ditulis oleh Fauzan My

Saya terobsesi dengan seni desain yang elegan dan sederhana, baik yang melibatkan proses kreatif rumit maupun yang sederhana. Di sini, saya menggabungkan keduanya, desain dan coding: mencari best practice.

Tulisan lainnya Fauzan My

Ilustrasi composer matrix style.
Tutorial Cara Install Composer Secara Visual di macOS
Twitter Icon X di layar smartphone.
Icon Twitter X SVG Bootstrap
Visual Studio Code.
Problem solving: Hugo WARN Module is not compatible

Related Post